Feeds RSS

Rabu, 30 Desember 2009

Surat Untuk Sahabat

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Sahabat,.. Mungkin engkau bertanya mengapa kukirimkan surat ini padamu, padahal kamu mengenal aku sebagai orang yang tak pernah serius memikirkan sesuatu. Sahabat, Saidina Ali bin Abi Thalib ra., berkata bahwa iman seseorang itu adalah laksana air laut, terkadang ia pasang dan terkadang pula ia surut, mingkin begitulah aku saat ini. sahabat.. mungkin saat ini imanku sedang pasang sehingga aku mau menyambung tali ukhuwah kepadamu dengan surat ini, tapi mungkin besok aku kembali seperti yang engkau kenal sebelumnya,.. yach,.. aku akui kalau aku hanyalah seorang manusia yang belum bisa memegang teguh iman secara utuh, aku masih diliputi nafsu keduniawian yang kadang membuat aku selalu terkekang didalamnya. Sahabat,... mari kita merenungi perjalanan kita selama ini,.. kita bertanya pada diri sendiri,.. apa yang telah kita lakukan selama ini.. apakah kita telah melakukan sesuatu yang memberi manfaat untuk orang lain? apakah kita telah memberi manfaat untuk agama kita? apakah kita telah mengerjakan sesuatu untuk kebaikan saudara-saudara kita? SYAFAAT Sahabat,.. sejak terlahir kita telah di bai`at sebagai seorang muslim,... karena orang tua kita juga adalah muslim,.. Al Quran dan Assunah menjadi pegangan hidup kita. Kita baca Al Quran disetiap kesempatan, kita dengarkan untaian hadits disetiap waktu,. namun terkadang, apa yang kita baca dan kita dengar, hanyalah membaca dan mendengar tanpa ada aplikasi dalam kehidupan kita. Sahabat,... munafikkah kita? Masih pantaskah kita mengharapkan syafa'at beliau kelak di hari akhir?? sedangkan kadar ibadah kita, kadar kesetiaan kita lebih kecil dari perumpamaanan buih dilautan. seorang guru mengatakan bahwa syafa`at ialah ibarat kain untuk menambal sebuah baju, dan ibadah kita adalah ibarat baju tersebut. Tapi apakah ibadah kita bisa berbentuk sebuah baju ataukah hanya secarik kain yang hanya cukup untuk menjadi sebuah lap yang hanya berguna untuk membersihkan meja dan lantai tetapi tak akan cukup untuk menutupi aurat kita. Cukupkah? Cukupkah ibadahku untuk mengharap syafa`at beliau kelak di kemudian? PENDERITAAN sahabat,... ketika kita bersedih tentang penderitaan saudara-saudara kita nan jauh disana ketika kita marah atas penindasan pada saudara-saudara kita disana ketika kita menangis atas syahidnya sudara kita disana,... tapi kita menjadi buta,... buta akan tetangga kita buta akan saudara kita disini,.. disini,... diperempatan jalan, di dalam bis kota, di sekitar tempat pembuangan sampah,. mereka saudara kita sahabat,... saudara kita yang terlupakan,.. padahal mereka juga merintih,... mereka juga menangis,. mereka juga tertindas,... tertindas oleh keadaan lihatlah sahabat,.... lihat anak kecil itu,.... anak kecil itu berlari-lari di perempatan sambil melantunkan nyanyian lihatlah saudara kita yang menyebarkan kotak amal di bis kota lihalah saudara kita yang mengais rejeki sambil mengorek sampah lihatlah seorang bayi yang di tetek ibunya dipinggir jalan berdebu terlihatkah sahabat kita yang menenteng sebuah proposal untuk sebuah yayasan yatim piatu nampakkah saudara kita yang menjual famplet untuk kehidupan sekumpulan kaum fakir? masihkah kita bisa melihat mereka sahabat?? Mana hati nurani kita?? Sehingga kita lupa saudara-saudara kita yang lebih dekat Ingat itu sahabat.....!!! MIMPI sahabat,.. kita terlalu dininabobokan oleh mimpi,.. mimpi bahwa kita akan kembali berjaya mimpi bahwa kita pernah menaklukkan andalusia mimpi bahwa kita pernah menguasai daratan eropa padahal kita sekarang tertindas,.. tertindas di negeri sendiri,.. negeri yang masih mendengarkan adzan di Subuh hari negeri yang masih menyediakan waktu untuk saling bertausiyah saling mengingatkan dan saling menjaga ukhuwah sahabat,.... dulu masih sering ku dengar dan kulakukan melantun sebuah syair tentang ketidak berdayaan,.. setiap Subuh dan setelah Jumat, kudengar dan kulantunkan sebait syair, dari Abu Nawas.... ilahi lastu lil firdausi ahla wa laa aqwa alaan naril jahiimi fa habli tauubatan, wa ighfir dunubi fa innaka ghafirund danbil adzimi Allah kami bukan ahlinya syurga-Mu namun kami tidak kuat keneraka-Mu terima taubat kami, ampunkan dosa kami jadikanlah kami orang yang terampuni sebuah syair akan tentang ketidak berdayaan yang mengingatkan kita akan ke-takabur-an ke-ria-an diri kita semoga masih ada waktu untuk kita merenungi dan memperbaiki diri semoga sahabat.... Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

0 komentar:

Posting Komentar