Rabu, 30 Desember 2009
Shalat Menurut Medis
Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang
melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah
(Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran.
Menurut hasil penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya,
salah satu shalat sunah itu bisa membebaskan seseorang dari
serangan infeksi dan penyakit kanker.
Tidak percaya?
"Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. "Jika anda melakukannya
secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya and terbebas
dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak itu bukan
'tukang obat' jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu dalam
desertasinya yang berjudul 'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap
peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik:
Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi"
Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam
bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas
Surabaya, yang dipertahankannya Selasa pekan lalu. Selama
ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah
salat tambahan atau sholat sunah.
Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya,
khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan
respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi
dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan
individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).
Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar
menggugurkan status sholat yang muakkadah (Sunah
mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat,
ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan.
Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai
persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat
dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama
ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara
kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.
Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh.
Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari
normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-
atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter.
"Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan
orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya.
Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah
paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam)
semata-mata dogma atau doktrin.
Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian
terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok
Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya
23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud
selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa
yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat
dimulai pukul 02-00-3:30 sebanyak 11* rakaat, masing-masing
dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya,
hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya
(paramita, Prodia dan Klinika).
Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang
rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang
yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas
bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan
individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang
dihadapi dengan stabil.
"jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus
sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi
kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan
motivasi positif dan coping yang efectif, emosi yang positif
dapat menghindarkan seseorang dari stress,"
Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali
terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahajjud
yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta
tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang
baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit
infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis
menunjukan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat
orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.
Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu
mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang
diberikan oleh ALLAH kepadanya. Haruskah kita menunggu
untuk bisa masuk diakal kita ???????
Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena
beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya.
Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak
dapat diterima oleh akal fikiran.
Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam
dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu
ia telah membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan
Melalui Al Qur'an" Kajian pengobatan melalui Al-Quran
menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang
terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji
hitam (Jadam) dan sebagainya. Ketika ditanya bagaimana dia
tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu
bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa
urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah.
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang
cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.
Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia
menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di
dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut
bersembahyang yaitu ketika sujud.
Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu
saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut
mengikut kadar sembahyang 5 waktu yang di wajibkan oleh
Islam.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang
tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima
darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh
karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut
agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang
telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.
Kesimpulannya : Makhluk Allah yang bergelar manusia yang
tidak bersembahyang apalagi bukan yang beragama Islam
walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya
di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan
di dalam membuat keputusan secara normal.
Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak
segan-segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui
perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai
dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk
mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak heranlah
timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial Masyarakat saat ini.
Read More..
23.56
|
syams
Permalink | Enviar postagem! 0
Read more>>
Permalink | Enviar postagem! 0
Read more>>
Surat Untuk Sahabat
Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Sahabat,..
Mungkin engkau bertanya mengapa kukirimkan surat ini
padamu, padahal kamu mengenal aku sebagai orang yang
tak pernah serius memikirkan sesuatu.
Sahabat, Saidina Ali bin Abi Thalib ra., berkata
bahwa iman seseorang itu adalah laksana air laut,
terkadang ia pasang dan terkadang pula ia surut,
mingkin begitulah aku saat ini.
sahabat.. mungkin saat ini imanku sedang pasang
sehingga aku mau menyambung tali ukhuwah kepadamu
dengan surat ini, tapi mungkin besok aku kembali
seperti yang engkau kenal sebelumnya,..
yach,.. aku akui kalau aku hanyalah seorang manusia
yang belum bisa memegang teguh iman secara utuh, aku
masih diliputi nafsu keduniawian yang kadang membuat
aku selalu terkekang didalamnya.
Sahabat,... mari kita merenungi perjalanan kita selama ini,..
kita bertanya pada diri sendiri,.. apa yang telah kita
lakukan selama ini..
apakah kita telah melakukan sesuatu yang memberi
manfaat untuk orang lain?
apakah kita telah memberi manfaat untuk agama kita?
apakah kita telah mengerjakan sesuatu untuk kebaikan
saudara-saudara kita?
SYAFAAT
Sahabat,..
sejak terlahir kita telah di bai`at sebagai seorang
muslim,... karena orang tua kita juga adalah muslim,..
Al Quran dan Assunah menjadi pegangan hidup kita.
Kita baca Al Quran disetiap kesempatan, kita dengarkan
untaian hadits disetiap waktu,.
namun terkadang, apa yang kita baca dan kita dengar,
hanyalah membaca dan mendengar tanpa ada aplikasi
dalam kehidupan kita.
Sahabat,...
munafikkah kita? Masih pantaskah kita mengharapkan
syafa'at beliau kelak di hari akhir?? sedangkan kadar
ibadah kita, kadar kesetiaan kita lebih kecil dari
perumpamaanan buih dilautan.
seorang guru mengatakan bahwa syafa`at ialah ibarat
kain untuk menambal sebuah baju, dan ibadah kita
adalah ibarat baju tersebut. Tapi apakah ibadah kita bisa
berbentuk sebuah baju ataukah hanya secarik kain yang
hanya cukup untuk menjadi sebuah lap yang hanya
berguna untuk membersihkan meja dan lantai tetapi tak
akan cukup untuk menutupi aurat kita. Cukupkah?
Cukupkah ibadahku untuk mengharap syafa`at beliau
kelak di kemudian?
PENDERITAAN
sahabat,...
ketika kita bersedih tentang penderitaan
saudara-saudara kita nan jauh disana
ketika kita marah atas penindasan pada saudara-saudara
kita disana
ketika kita menangis atas syahidnya sudara kita
disana,...
tapi kita menjadi buta,...
buta akan tetangga kita
buta akan saudara kita disini,..
disini,... diperempatan jalan, di dalam bis kota, di
sekitar tempat pembuangan sampah,.
mereka saudara kita sahabat,...
saudara kita yang terlupakan,..
padahal mereka juga merintih,... mereka juga
menangis,. mereka juga tertindas,... tertindas oleh
keadaan
lihatlah sahabat,....
lihat anak kecil itu,....
anak kecil itu berlari-lari di perempatan sambil
melantunkan nyanyian
lihatlah saudara kita yang menyebarkan kotak amal di
bis kota
lihalah saudara kita yang mengais rejeki sambil
mengorek sampah
lihatlah seorang bayi yang di tetek ibunya dipinggir
jalan berdebu
terlihatkah sahabat kita yang menenteng sebuah
proposal untuk sebuah yayasan yatim piatu
nampakkah saudara kita yang menjual famplet untuk
kehidupan sekumpulan kaum fakir?
masihkah kita bisa melihat mereka sahabat??
Mana hati nurani kita?? Sehingga kita lupa saudara-saudara kita yang lebih dekat
Ingat itu sahabat.....!!!
MIMPI
sahabat,..
kita terlalu dininabobokan oleh mimpi,..
mimpi bahwa kita akan kembali berjaya
mimpi bahwa kita pernah menaklukkan andalusia
mimpi bahwa kita pernah menguasai daratan eropa
padahal kita sekarang tertindas,..
tertindas di negeri sendiri,..
negeri yang masih mendengarkan adzan di Subuh hari
negeri yang masih menyediakan waktu untuk saling
bertausiyah
saling mengingatkan dan saling menjaga ukhuwah
sahabat,....
dulu masih sering ku dengar dan kulakukan melantun
sebuah syair tentang ketidak berdayaan,..
setiap Subuh dan setelah Jumat, kudengar dan
kulantunkan sebait syair, dari Abu Nawas....
ilahi lastu lil firdausi ahla
wa laa aqwa alaan naril jahiimi
fa habli tauubatan, wa ighfir dunubi
fa innaka ghafirund danbil adzimi
Allah kami bukan ahlinya syurga-Mu
namun kami tidak kuat keneraka-Mu
terima taubat kami, ampunkan dosa kami
jadikanlah kami orang yang terampuni
sebuah syair akan tentang ketidak berdayaan
yang mengingatkan kita akan ke-takabur-an ke-ria-an
diri kita
semoga masih ada waktu untuk kita merenungi dan
memperbaiki diri
semoga sahabat....
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Read More..
23.02
|
syams
Permalink | Enviar postagem! 0
Read more>>
Permalink | Enviar postagem! 0
Read more>>
Langganan:
Postingan (Atom)