Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Sahabat,..
Mungkin engkau bertanya mengapa kukirimkan surat ini
padamu, padahal kamu mengenal aku sebagai orang yang
tak pernah serius memikirkan sesuatu.
Sahabat, Saidina Ali bin Abi Thalib ra., berkata
bahwa iman seseorang itu adalah laksana air laut,
terkadang ia pasang dan terkadang pula ia surut,
mingkin begitulah aku saat ini.
sahabat.. mungkin saat ini imanku sedang pasang
sehingga aku mau menyambung tali ukhuwah kepadamu
dengan surat ini, tapi mungkin besok aku kembali
seperti yang engkau kenal sebelumnya,..
yach,.. aku akui kalau aku hanyalah seorang manusia
yang belum bisa memegang teguh iman secara utuh, aku
masih diliputi nafsu keduniawian yang kadang membuat
aku selalu terkekang didalamnya.
Sahabat,... mari kita merenungi perjalanan kita selama ini,..
kita bertanya pada diri sendiri,.. apa yang telah kita
lakukan selama ini..
apakah kita telah melakukan sesuatu yang memberi
manfaat untuk orang lain?
apakah kita telah memberi manfaat untuk agama kita?
apakah kita telah mengerjakan sesuatu untuk kebaikan
saudara-saudara kita?
SYAFAAT
Sahabat,..
sejak terlahir kita telah di bai`at sebagai seorang
muslim,... karena orang tua kita juga adalah muslim,..
Al Quran dan Assunah menjadi pegangan hidup kita.
Kita baca Al Quran disetiap kesempatan, kita dengarkan
untaian hadits disetiap waktu,.
namun terkadang, apa yang kita baca dan kita dengar,
hanyalah membaca dan mendengar tanpa ada aplikasi
dalam kehidupan kita.
Sahabat,...
munafikkah kita? Masih pantaskah kita mengharapkan
syafa'at beliau kelak di hari akhir?? sedangkan kadar
ibadah kita, kadar kesetiaan kita lebih kecil dari
perumpamaanan buih dilautan.
seorang guru mengatakan bahwa syafa`at ialah ibarat
kain untuk menambal sebuah baju, dan ibadah kita
adalah ibarat baju tersebut. Tapi apakah ibadah kita bisa
berbentuk sebuah baju ataukah hanya secarik kain yang
hanya cukup untuk menjadi sebuah lap yang hanya
berguna untuk membersihkan meja dan lantai tetapi tak
akan cukup untuk menutupi aurat kita. Cukupkah?
Cukupkah ibadahku untuk mengharap syafa`at beliau
kelak di kemudian?
PENDERITAAN
sahabat,...
ketika kita bersedih tentang penderitaan
saudara-saudara kita nan jauh disana
ketika kita marah atas penindasan pada saudara-saudara
kita disana
ketika kita menangis atas syahidnya sudara kita
disana,...
tapi kita menjadi buta,...
buta akan tetangga kita
buta akan saudara kita disini,..
disini,... diperempatan jalan, di dalam bis kota, di
sekitar tempat pembuangan sampah,.
mereka saudara kita sahabat,...
saudara kita yang terlupakan,..
padahal mereka juga merintih,... mereka juga
menangis,. mereka juga tertindas,... tertindas oleh
keadaan
lihatlah sahabat,....
lihat anak kecil itu,....
anak kecil itu berlari-lari di perempatan sambil
melantunkan nyanyian
lihatlah saudara kita yang menyebarkan kotak amal di
bis kota
lihalah saudara kita yang mengais rejeki sambil
mengorek sampah
lihatlah seorang bayi yang di tetek ibunya dipinggir
jalan berdebu
terlihatkah sahabat kita yang menenteng sebuah
proposal untuk sebuah yayasan yatim piatu
nampakkah saudara kita yang menjual famplet untuk
kehidupan sekumpulan kaum fakir?
masihkah kita bisa melihat mereka sahabat??
Mana hati nurani kita?? Sehingga kita lupa saudara-saudara kita yang lebih dekat
Ingat itu sahabat.....!!!
MIMPI
sahabat,..
kita terlalu dininabobokan oleh mimpi,..
mimpi bahwa kita akan kembali berjaya
mimpi bahwa kita pernah menaklukkan andalusia
mimpi bahwa kita pernah menguasai daratan eropa
padahal kita sekarang tertindas,..
tertindas di negeri sendiri,..
negeri yang masih mendengarkan adzan di Subuh hari
negeri yang masih menyediakan waktu untuk saling
bertausiyah
saling mengingatkan dan saling menjaga ukhuwah
sahabat,....
dulu masih sering ku dengar dan kulakukan melantun
sebuah syair tentang ketidak berdayaan,..
setiap Subuh dan setelah Jumat, kudengar dan
kulantunkan sebait syair, dari Abu Nawas....
ilahi lastu lil firdausi ahla
wa laa aqwa alaan naril jahiimi
fa habli tauubatan, wa ighfir dunubi
fa innaka ghafirund danbil adzimi
Allah kami bukan ahlinya syurga-Mu
namun kami tidak kuat keneraka-Mu
terima taubat kami, ampunkan dosa kami
jadikanlah kami orang yang terampuni
sebuah syair akan tentang ketidak berdayaan
yang mengingatkan kita akan ke-takabur-an ke-ria-an
diri kita
semoga masih ada waktu untuk kita merenungi dan
memperbaiki diri
semoga sahabat....
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Rabu, 30 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar